Bawang Dayak dalam bahasa latin dikenal dengan nama Eleutherina americana Merr. Pada beberapa daerah terdapat jenis tanaman ini dengan nama yang berbeda. Antara lain bawang sabrang, teki sabrang, bawang kapal, babawangan beureum, bawang siyem, luluwan sapi, bawang tiwei, bawang hutan, bebawangan, penawar seribu. Tanaman yang tumbuh semusim ini berupa semak liar yang mudah tumbuh. Daun berwarna hijau menyerupai alang-alang, pada ujungnya meruncing, panjang daun 30-50 cm. pada bagian tengah lebar 2,5-3 cm, pada pangkal membentuk batang. Batang tunggal merumpun seperti halnya alang-alang atau menyerupai anggrek tanah. Akar serabut dan berumbi, letak umbi antara pangkal batang dan akar. Umbi berwarna merah hati cerah, getas dan remah. Jika diremas mudah hancur. Berbeda dengan bawang merah yang elastis. Bentuk umbi memanjang tidak tunggal melainkan bergerombol. Umbi terasa sedikit getir meskipun tidak terlalu pahit, sedikit pedas dan manis. Bunga tumbuh pada ujung batang, kelopak bunga berwarna hijau, mahkota daunnya berwarna putih, terdiri dari 6-7 helai. Pada musim berbunga, bunganya mekar beberapa saat menjelang senja. Saat yang paling tepat untuk panen pada waktu tanaman berbunga. Biasanya tanaman mulai berbunga pada usia 3 - 4 bulan
Dalam buku Tumbuhan Berguna Indonesia dan Tanaman Obat Indonesia, Bawang Dayak yang dikenal dalam bahasa latin Eleutherina americana Merr, yang juga dikenal dengan berbagai nama antara lain bawang sabrang, bawang tiwei, bawang kapal, bawang siyem, teki tabrang dan luluwan sapi, berkhasiat untuk mengatasi susah kencing / melancarkan kemih, pencahar, obat luka, sakit kuning, disentri, radang poros usus (proktitis), demam nifas, mual, dan sembelit. Padahal khasiat tanaman ini berdasarkan pengalaman praktis ternyata tidak terbatas sebagaimana yang disebutkan dalam buku tersebut, terutama jika diramu dengan herbal lain dapat meningkatkan khasiat tanaman obat lain. Menurut Ir. Sanusi Oneih, alumnus ITB Bandung yang menjadi dosen STIPER di Tanah Grogot ini, Bawang Dayak memiliki kandungan yang terdiri dari senyawa-senyawa yang meliputi alkaloid dan saponin yang sangat kuat, triterfenoid, steroid, dan glikosida yang kuat, serta tanin, fenolik dan flavonoid. Berdasarkan pengamatannya tanaman bawang dayak ini berperan sebagai “booster” dalam mengoptimalkan khasiat tanaman obat lain.
Berbekal pengalaman dan hasil pelatihan di Karyasari dan keinginan berbagi kebahagiaan dengan orang lain yang sedang berjuang melawan penyakit, saat ini Sanusi Oneih bersama istrinya Farida Chered telah membuat produk olahan yang dihasilkan dari bawang dayak yaitu obat herbal dalam bentuk kapsul yang telah diujikan di Balai POM Provinsi Kalimantan Timur dan mendapat izin edar dari BPOM-RI serta telah didaftarkan patent merk dagangnya pada DITJEND HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DEPARTEMEN HUKUM & HAM Jakarta. Produk obat herbal ini merupakan produk yang berbahan alami tanpa bahan kimia, pengawet maupun aditif, murni dari bahan tumbuhan tanpa unsur hewani.
Untuk mengatasi berbagai penyakit digunakan kombinasi dengan ramuan herbal lain sesuai dengan sifat dan khasiat tanaman. Ada delapan jenis produk yang telah dihasilkan yaitu : BAWANG DAYAK TELAK, BAWANG DAYAK STAPROS, JEHA PLUS BAWANG DAYAK, PRIMADA PLUS BAWANG DAYAK, SINGSET PLUS BAWANG DAYAK, NURIRAT PLUS BAWANG DAYAK, BETMEL PLUS BAWANG DAYAK, PRIMASARI PLUS BAWANG DAYAK.
Produk yang dihasilkan terutama difokuskan untuk mengatasi penyakit-penyakit degeneratif antara lain: untuk mengatasi tekanan darah tinggi, perawatan organ wanita dan paska pesalinan / melahirkan, mengatasi gangguan nifas, meningkatkan vitalitas/stamina, termasuk mengatasi disfungsi ereksi (DE), mengatasi keluhan ashma/bronkhitis, gangguan kemih (tidak lancar, berdarah, nyeri dan anyang-anyangan), gangguan prostat dan ginjal, mengobati dan mencegah kanker kista, payudara dan rahim, gangguan haid dan nyeri pinggang, pengapuran dan gondok, mengatasi rematik, asam urat, nyeri otot & sendi (arthritis) dan sakit pinggang,. mengatasi radang usus, maag/gastritis, dispepsia (nyeri, mual, kembung), sembelit, gangguan lever / hepatitis dan limpa, mengatasi kelebihan berat badan (obesitas), serta menurunkan kadar kolesterol/lemak yang berlebihan, menurunkan kadar gula darah (kencing manis) dan menormalisasi fungsi lever termasuk mengatasi kanker lever.
Beberapa konsumen yang pernah menggunakan ramuan ini merasakan perubahan pada kondisi kesehatannya. Seperti yang diungkapkan Hatta Garid, Wakil Bupati Paser “Keyakinan saya tentang obat tradisonal berubah, ternyata herbal ini mampu mengatasi rasa nyeri / anyang-anyangan dan BAK tidak lancar yang saya alami”. Demikian juga H.Andang, wira usaha yang tinggal di Tanah Grogot, pernah menderita tumor pada bagian ginjalnya. Saat ini dapat berjalan dan mengendarai kendaraan sendiri. Padahal sebelumnya harus dipapah dan sudah divonis operasi. Termasuk Ibu Siti, wira swasta berdomisili di Kuaro, yang pernah menjalani operasi kanker payu dara setahun lalu. Penyakitnya kambuh kembali, yang kemudian tersembuhkan setelah mengkonsumsi produk herbal ini. “Sekarang saya bisa normal beraktiitas kembali”. Begitu juga dengan kasus Ibu Saniati, ibu rumah tangga, yang setiap malam sulit tidur karena menahan nyeri akibat radang kanker payu dara. “Alhamdulillah, sekarang nyeri itu hilang dan saya bisa tidur nyenyak dan dapat bekerja seperti semula”. Sebelumnya dokter sudah meminta dirinya untuk segera menjalani operasi.
Untuk mendapatkan produk obat herbal ini dapat menghubungi no 085246412889, 0811543192 atau 08125462680
berapa dosis yang diberikan pada penderita diabetes?
BalasHapus